Monday 16 February 2015

kesempurnaan batin


Seorang pemuda dan kekasihnya menikah dan majlis perkawinannya
sungguh meriah. Suatu majlis yg gemilang dan riang gembira serta
diiringi suara alunan rebana. Pengantin perempuan begitu cantik dan
anggun dg gaun putihnya dan pengantin lelaki dg tuxedo hitam yg gagah
serta tampan. Setiap pasang mata yg memandang setuju mengatakan
bahwa mereka pasangan yg saling mencintai dan serasi. .
Beberapa bulan kemudian, si istri berkata kepada suaminya. .
>“abang, saya baru saja membaca sebuah artikel dalam majalah tentang
bagaimana memperkukuh hubungan dan tali pernikahan kita (katanya
manja sambil menunjukkan majalah tersebut). Masing-masing dari kita
akan mencatat hal-hal yg tidak kita sukai dari pasangan kita, kemudian
kita akan membahas bagaimana kita mengubah hal-hal tersebut dan
membuatkan perkawinan kita lebih bahagia”. .
Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal yg tidak ia sukai
dari pasangannya dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya
mencatat hal-hal kurang baik, sebab hal tersebut untuk kebahagiaan
mereka bersama. .
Keesokan pagi ketika sarapan mereka mulai membincangkannya. .
>”Saya akan mulakan dulu yaa”, kata istrinya
Lalu ia mengeluarkan tulisannya, banyak sekali yg dituliskannya, sekitar 3
muka surat. Ketika ia mulai membacakan satu per satu hal yg tidak ia
sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa air mata suaminya mulai
mengalir.
>”Maafkan saya bang, apa saya harus berhenti??”, tanyanya
*”Oh, tk mengapa, teruskanlah sayang”, jawab suaminya. .
Dan si istri terus membacakan semua yg ditulisnya, lalu kembali melipat
kertasnya dg manis diatas meja dan berkata dg bahagia .
>”Sekarang giliran abang membacakan tulisan yg abang tulis”. .
Dg suara pelan suaminya berkata
*”Abang tk mencatat sesuatupun di atas kertas ini. Abang berfikir bahwa
dirimu sudah sempurna, dan abang sekali-kali tidak akan merubah dirimu.
Abang menyayangi dan mencintaimu seadanya. Kamu terlalu cantik dan
baik bagi abang. Tak ada satupun dari pribadimu yg tak mmenyenangkan
abang”.
Si istri tersentak dan tersentuh hatinya oleh pernyataan dan ungkapan
cinta serta isi hati suaminya bahwa suaminya menerima ia seadanya. Ia
lalu tunduk dan menangis. .
>Abang maafkan saya”
TAK PERLULAH KITA MEMBUANG WAKTU UNTUK MEMIKIRKAN HAL-HAL
YG NEGATIF DARI PASANGAN KITA. TERIMALAH IA APA ADANYA.


 

sumber:sahabat

No comments:

Post a Comment